Meski tidak mutlak, tapi tak dapat pula disangkal bahwa kreativitas merupakan salah satu penggerak kemajuan. Dengan demikian seharusnya kreativitas memperoleh perhatian yang cukup. Namun ternyata banyak yang salah memahami kreativitas. Kreativitas dimaknai sebuah karya seni yang indah. Padahal definisi kreativitas tidak seperti itu. Kreativitas adalah bagaimana kita bisa berpikir luas, banyak opsi, dan memutuskan pilihan terbaik untuk menyelesaikan masalah.
Di sekolah pun kreativitas tidak dipandang penting. Guru dan orangtua lebih mementingkan anaknya mendapatkan nilai yang bagus daripada terasah keterampilannya. Ini bukan berarti anak yang kraetif nilainya akan jelek. Bahkan sebaliknya. Seharusnya sekolah mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan belajar. Bagaimana caranya supaya kreatititas bisa tumbuh dengan baik di sekolah?
Yang terlebih dahulu dibangun adalah lingkungan yang memungkinkan kreatifitas bisa berkembang. Inilah suasana sekolah yang memperhatikan kebutuhan berkembangnya kreatifitas. Kreativitas akan berkembang dalam suasana yang terbebas dari rasa cemas dan tekanan.
Yang kedua adalah jadwal yang fleksibel. Keteraturan memang penting. Tapi harus diingat pula bahwa anak perlu ruang dan waktu untuk berekspresi. Bisa jadi sebuah kegiatan membuat anak begitu asyik dan lancar dalam mengalirkan ide-idenya, sehingga melebihi waktu yang sudah ditentukan. Inilah pentingnya kegiatan belajar mengajar tidak harus selalu sesuai dengan jadwal yang sudah dibuat.
Ketiga, dukungan teman. Anak-anak hendaknya selalu didorong untuk berbagi ide dengan temannya, bukan hanya dengan guru. Mereka juga diajarkan cara memberikan umpan balik sehingga ide semakin berkembang, bukan memberikan tanggapan yang negatif yang mematikan berkembangnya ide.
Yang keempat, fokus pada proses. Kreativitas adalah bagaimana menghasilkan ide-ide baru. Di dalamnya ada proses mengamati, berpikir, mencari cara baru, dan mengambil keputusan. Semua hal itu terjadi karena ada proses berkreasi. Keterampilan proses inilah uyang seharusnya dikembangkan.
Selanjutnya adalah menghilangkan kompetisi dan iming-iming hadiah. Kreativitas dipupuk ketika anak menikmati kegiatan dengan dorongan yang murni untuk berkreasi, tanpa mengharapkan pujian atau penghargaan, tanpa ambisi untuk jadi juara. Ketika mengikuti perlombaan, setidaknya ada tiga hal yang dirasakan anak. Pertama, anak-anak berhati-hati dan “bermain aman”. Mereka mengurangi keberanian untuk bereksplorasi. Kedua, anak-anak mempunyai beban untuk menyenangkan orang lain dan kehilangan motivasi intrinsiknya. Ketiga, anak-anak cendrung terburu-buru. Semua hal tersebut mengakibatkan karya yang dihasilkan kurang spontan,kurang kompleks, dan kurang variasi. Dengan kata lain kurang kreatif.
Cara menumbuhkan kreativitas di sekolah selanjutnya adalah adanya apresiasi atas ide kreatif anak. Guru tidak perlu takut bila ide-ide anak mengalir ke berbagai arah. Dunia anak adalah dunia imajinatif yang penuh dengan ide-ide orisinal yang tidak terpikirkan oleh orang dewasa. Guru sebagai orang dewasa dengan pemikiran yang lebih matang hendaknya mengarahkan ide-ide anak sehingga membantu anak untuk berpikir secara sistematis.
Demikianlah, mendidik anak menjadi kreatif membutuhkan keberanian. Keberanian untuk keluar dari praktik pengajaran konvensional yang hanya mengandalkan hafalan. Keberanian untuk mencoba hal-hal baru. Keberanian untuk memberikan ruang lebih lapang kepada anak berkreasi. Keberanian membebaskan anak mengungkapkan gagasan, ide, dan pendapat.
Lebih dari itu, dan yang paling penting adalah gurunya harus kreatif. Kalau guru tidak kreatif, lalu anak mendapatkan contoh dari siapa?
Belum ada tanggapan untuk "Sekolah Tempat Bersemainya Kreativitas"
Posting Komentar